Minggu, 24 Januari 2010

1 st poem

Rembulan memenuhi jalanku

Sendiri tanpa bintang yg beradu

Cahaya mentari menusuk hati

Kebersamaan yg tersendiri

Suka adalah duka

Senang adalah sedih

Iya adalah tidak

Benar adalah salah

Kemana aku melangkah, semua pun buram

Terlalu banyak beling menusuk kaki tak beralas ini

Asa datang lalu pergi

Kemana kejujuran di dunia ini?

Aku ingin menjadi mentari dan bulan yg selalu memberikan cahaya

Pantulan dari bintang yg memancarkan hati

Memberikan cahaya untuk menyinari

Akankah kudapat semua itu?

Siapa yg benar-benar menjadi dirinya sendiri?

Apa dia berani ditelan oleh kemunafikan di bumi ini?

Mengapa semuanya selalu disertai rasa takut akan sesama?

Mengapa semua adalah satu diartikan sebagai semua untuk satu?

Petunjukku hanyalah Dia, sang ilahi

Dialah penerang jalanku di siang yg dinaungi rembulan ini

Lihat, apa kau benar-benar sadar?

Apa kau adalah kau?

Haha, kau adalah kau?

BOHONG! Beranikah kau bertindak tanpa dibayangi?

BERANIKAH kau?

MUNAFIK sekali dirimu begitu pula diriku

Aku tak bisa menabur benih di tanah haram ini

Kemana aku akan menaburnya adalah utopiaku sendiri

Inilah utopia dari utopia-utopiaku

Tempat ku menjadi diriku sendiri

Tempat ini dipenuhi oleh laba-laba yg membuat jaring-jaring barunya

Lauk pauk dengan kebencian, cinta, kasih sayang dari diri sendiri

Bebas bertindak dan bertutur kata tanpa dibayangi

Inilah duniaku, inilah utopiaku, inilah WORLDCYBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No SARA

ask google

Bagaimana dengan blog saya?